Tips Melupakan Amarah
Masa lalu kerap kali menyimpan memori buruk yang ingin kita hapus dari daftar ingatan. Sayangnya, tak mudah membebaskan diri dari rasa marah atau dendam. Padahal, penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar penyakit bersumber dari amarah dalam hati.
Kecemasan, depresi, kekhawatiran, insomnia, dan penyakit fisik adalah sedikit dari penyakit yang disebabkan faktor amarah tadi. Dengan memaafkan dan mengucap kata maaf, sebenarnya kita sudah mengambil kembali kendali hidup kita. Ditambah lagi bonus positif untuk kesehatan. Salah satunya adalah turunnya tekanan darah.
Dalam studi The Stanford-Ireland Hope Project, Frederic Luskin PhD dan Carld Thoresen PhD melakukan penelitian tentang dampak memaafkan. Dalam studi ini dilibatkan 17 pria dan wanita yang anggota keluarganya pernah menjadi korban pembunuhan. Selama beberapa waktu para responden itu diberikan training "memaafkan".
Setelah satu minggu, 35 persen para responden yang kehilangan pasangan, anak, orangtua, atau saudaranya itu melaporkan penyakit sakit kepalanya berkurang. Demikian juga dengan berbagai penyakit yang terkait stres lainnya. Sementara itu, 20 persen responden mengaku gejala depresinya berkurang.
Banyak orang mengakui, memberikan kata maaf bukanlah hal yang mudah. Meski demikian, ada 5 cara yang bisa kita pakai agar hati lebih tulus memaafkan seperti yang dijabarkan oleh Joan Borysenko PhD, penulis buku Inner Peace for Busy People.
1. Memahaami maksud dari memaafkan
Pada umumnya orang tak mau memberikan maaf karena mereka merasa hal itu sama saja dengan menyatakan bahwa orang lain tak berbuat salah atau kita berdamai dengan orang yang telah menyakiti hati kita.
Joan Borysenko PhD, psikolog, mengatakan, memaafkan adalah hal tentang melepaskan amarah yang selama ini menyandera Anda. Ini sama artinya dengan menerima Anda salah dan memutuskan untuk membebaskan diri dari hal yang menyakitkan.
2. Duka untuk yang hilang
Agar kita bisa memaafkan dengan tulus, kita harus merasakan kesedihan. Hal itu butuh waktu, tetapi setelah Anda memutuskan untuk melepaskan amarah, hati akan terasa lebih ringan secara bertahap. Pada saatnya, memori pada kejadian di masa lalu akan lebih jarang diingat dan rasanya tak lagi menyakitkan.
3. Jangan menunggu permintaan maaf
Terkadang orang yang kita anggap telah menyakiti hati kita tak menyadari perbuatannya salah. Atau mungkin juga mereka tak mampu memahami dan berempati. Permintaan maaf dari orang tersebut memang bisa menyembuhkan luka, tetapi memutuskan untuk membuang harapan ada permintaan maaf juga memiliki dampak yang sama.
4. Mencoba memahami alasan
Fakta menunjukkan, perilaku buruk adalah hasil dari emosi yang kurang matang. Ini terbukti dari pelaku kriminalitas yang mayoritas mengalami kekerasan fisik atau psikis pada masa kecilnya. Empati akan membantu kita mengikis rasa marah, bahkan mengubah hidup kita.
5. Sambut yang akan datang
Kehidupan merupakan sebuah sekolah tempat kita belajar banyak hal, termasuk yang menyakitkan. Kita tak bisa menghindarkan diri dari rasa sakit, tetapi kita bisa memilih untuk keluar dari bayang-bayang dendam seumur hidup kita.
Memilih untuk melepaskan dan melanjutkan hidup akan membuat Anda menjadi individu yang baru. Ini akan memberi Anda kedewasaan dan belas kasihan kepada sesama dan juga diri Anda.
Kecemasan, depresi, kekhawatiran, insomnia, dan penyakit fisik adalah sedikit dari penyakit yang disebabkan faktor amarah tadi. Dengan memaafkan dan mengucap kata maaf, sebenarnya kita sudah mengambil kembali kendali hidup kita. Ditambah lagi bonus positif untuk kesehatan. Salah satunya adalah turunnya tekanan darah.
Dalam studi The Stanford-Ireland Hope Project, Frederic Luskin PhD dan Carld Thoresen PhD melakukan penelitian tentang dampak memaafkan. Dalam studi ini dilibatkan 17 pria dan wanita yang anggota keluarganya pernah menjadi korban pembunuhan. Selama beberapa waktu para responden itu diberikan training "memaafkan".
Setelah satu minggu, 35 persen para responden yang kehilangan pasangan, anak, orangtua, atau saudaranya itu melaporkan penyakit sakit kepalanya berkurang. Demikian juga dengan berbagai penyakit yang terkait stres lainnya. Sementara itu, 20 persen responden mengaku gejala depresinya berkurang.
Banyak orang mengakui, memberikan kata maaf bukanlah hal yang mudah. Meski demikian, ada 5 cara yang bisa kita pakai agar hati lebih tulus memaafkan seperti yang dijabarkan oleh Joan Borysenko PhD, penulis buku Inner Peace for Busy People.
1. Memahaami maksud dari memaafkan
Pada umumnya orang tak mau memberikan maaf karena mereka merasa hal itu sama saja dengan menyatakan bahwa orang lain tak berbuat salah atau kita berdamai dengan orang yang telah menyakiti hati kita.
Joan Borysenko PhD, psikolog, mengatakan, memaafkan adalah hal tentang melepaskan amarah yang selama ini menyandera Anda. Ini sama artinya dengan menerima Anda salah dan memutuskan untuk membebaskan diri dari hal yang menyakitkan.
2. Duka untuk yang hilang
Agar kita bisa memaafkan dengan tulus, kita harus merasakan kesedihan. Hal itu butuh waktu, tetapi setelah Anda memutuskan untuk melepaskan amarah, hati akan terasa lebih ringan secara bertahap. Pada saatnya, memori pada kejadian di masa lalu akan lebih jarang diingat dan rasanya tak lagi menyakitkan.
3. Jangan menunggu permintaan maaf
Terkadang orang yang kita anggap telah menyakiti hati kita tak menyadari perbuatannya salah. Atau mungkin juga mereka tak mampu memahami dan berempati. Permintaan maaf dari orang tersebut memang bisa menyembuhkan luka, tetapi memutuskan untuk membuang harapan ada permintaan maaf juga memiliki dampak yang sama.
4. Mencoba memahami alasan
Fakta menunjukkan, perilaku buruk adalah hasil dari emosi yang kurang matang. Ini terbukti dari pelaku kriminalitas yang mayoritas mengalami kekerasan fisik atau psikis pada masa kecilnya. Empati akan membantu kita mengikis rasa marah, bahkan mengubah hidup kita.
5. Sambut yang akan datang
Kehidupan merupakan sebuah sekolah tempat kita belajar banyak hal, termasuk yang menyakitkan. Kita tak bisa menghindarkan diri dari rasa sakit, tetapi kita bisa memilih untuk keluar dari bayang-bayang dendam seumur hidup kita.
Memilih untuk melepaskan dan melanjutkan hidup akan membuat Anda menjadi individu yang baru. Ini akan memberi Anda kedewasaan dan belas kasihan kepada sesama dan juga diri Anda.