AKHIR PETUALANGAN SI SEMUT MERAH

       Mentari sudah menampakkan diri. Sinarnya terang dan terasa hangat menerpa apa saja yang ada di permukaan bumi. Tidak terkecuali kepada sekelompok semut hitam yang sedang berbaris rapi. Mereka sedang bergotong royong mengangkat sepotong roti yang ditemukan di bawah pohon mawar. Sekelompok semut memang terkenal suka bergotong royong, tidak terkecuali siapa saja yang menemukan makanan maka secara spontan teman-teman yang lain membantu mengangkat ke rumahnya.
      Tidak jauh dari tempat semut-semut hitam menemukan makanan, ada seekor semut merah yang masih tidur nyenyak.Semut merah ini terkenal pemarah dan suka merebut makanan yang dimiliki teman-temannya.Bila makanan tidak diberikan maka dia tidak segan-segan menantang temannya untuk berkelahi sampai mati. Berpuluh-puluh temannya pernah menjadi korban ketamakan semut merah.
      "Ayoo...angkat..angkattt...satu..dua...tigaaaa....angkat bagian sebelah kiri....tapi yang bagian kanan bisa bergeser ke kanan....yaaaa...begitu....ayooo sekarang rotinya diangkat sama-sama....yaaaaakkkk...," demikian si pemimpin semut hitam memberi komando dalam mengangkat sepotong rotinya.
      "Ayooo...ayooo...ayooo....kompaaakkk....'" teriak semut-semut hitam.
      "Oke...rasa lelah kita singkirkan dahulu sebab kita hampir sampai ke rumah !"
       Teriakan demi teriakan semut-semut hitam ternyata membuat tidur semut merah terganggu. Dia jadi terbangun. Dan ketika dilihatnya bahwa si semut hitam yang berteriak-teriak maka spontan dia bangkit amarahnya.
      "Heiiiiiiiiii.....diaaaaammmmmm!!!!" bentak si semut merah.
      Dan tanpa dikomando, semut-semut hitam terdiam. Mereka menghentikan langkahnya. Mereka terdiam. Ternyata teriakan-teriakan sang pemimpin mereka telah mengganggu tidur si semut merah.Kini si semut merah telah bangun.
      "Siapa berani mengganggu tidurku?" tanya si semut merah. "Apa kalian tidak tahu bahwa aku lagi asyik menikmati tidur? Kenapa kalian teriak-teriak seperti itu?"
       "Tapi kami kalau melakukan gotong royong khan selalu dikomando pemimpin kami seperti itu?" kata salah satu semut hitam memberanikan diri menjawab semut merah. "Kebiasaan ini sudah mendarah daging dan tidak bisa dihilangkan begitu saja sebab dengan komando itulah kami tidak merasakan capai dalam bekerja."
       "Diaaammm....pokoknya kalian tidak boleh ramai. Titik !" teriak semut merah. "Tapi, hei....kalian membawa makanan yang lezat ya? Hohohohohoho...kebetulan setelah bangun tidur tadi perutku terasa lapar niiiihhhh....ayooo serahkan makanan itu kepadaku!"
        Mendengar permintaan semut merah, seluruh semut hitam terdiam dan saling pandang satu sama lain. Mereka merasa serba salah sebab sepotong roti itu sudah menjadi hak mereka. Mereka tidak mau memberikannya sebab seharian baru sepotong roti yang mereka temukan. Tetapi kalau rotinya tidak diberikan maka taruhannya mereka akan duel berkelahi dengan si semut merah.
       "Wahh...jangan! Kami sejak pagi baru menemukan sepotong roti ini. Kalau roti ini kamu rampas lalu anak-anak kami mau makan apa?"
       "Hei, aku tidak perduli ! Pokoknya serahkan roti itu ! Atau kalian mau duel dengan aku ya?" kata semut merah sambil merebut sepotong roti yang diangkat beramai-ramai oleh semut hitam.
       Semut-semut hitam terdiam. Tidak ada yang berani melawan tindakan semut merah tersebut. Semut-semut hitam terkadang menyalahkan pemimpinnya yang terlalu lantang mengomandoi mereka dalam mengangkat roti sehingga membuat semut merah terbangun. Tetapi ada juga yang merelakan begitu saja roti itu dibawa semut merah karena beranggapan bahwa roti itu memang bukan rezeki mereka. Ada juga yang marah-marah karena jatah makan mereka direbut semut merah tanpa ada perlawanan dari kelompok mereka. Ada juga yang bersikap masa bodoh dengan ulah semut merah.
        Dan dalam sekejap sepotong roti telah beralih ke tangan semut merah. Ia lalu melahap roti secuil demi secuil dihadapan semut hitam.
      "Hemmmm.....enaakkkk...hemmm...nikmaaatttt," guman semut merah "Hei, kamu jangan melotot sambil mulutmu terbuka melihat aku makan...memangnya kamu ingin roti ini yaaaa? Tapi....nggak la yaouw....roti ini akan aku habiskan sendiri...."
       Dan dalam sekejap saja semut merah berhasil melahap seluruh roti yang direbut dari semut hitam. Semut merah puas. Dan perutnya kini nampak besar dan membuncit. Sehingga ia mulai susah untuk bergerak dan mengangkat tubuhnya. Setiap kali ia berdiri dan hendak berjalan tiba-tiba tubuhnya oleng dan kaki-kakinya tidak kuat menahan perutnya yang membesar dipenuhi sepotong roti. "Aduuhhh...gimana ini? Gimana ini aku tidak bisa berjalan," pikir semut merah. "Aduh...gimana ini? Mana aku sekarang haus sekali...."
      "Hei, semut hitam ambilkan aku minuman....aku haus nih...." teriak semut merah "Ayo cepat ambilkan!"
      Namun tidak ada satupun semut hitam yang memenuhi perintah semut merah. Mereka terlanjur marah dan jengkel dengan ulah semut merah yang dengan seenaknya saja merebut roti dari tangannya. Apalagi kini semut merah sudah tidak berdaya. Ia tidak kuat berjalan dan mengangkat tubuhnya. Mereka hendak memberi pelajaran terhadap semut yang sok mau menangnya sendiri. Sok kuasa. Sok jagoan. Tidak sadar bahwa dalam hidup ini masih memerlukan pertolongan teman-temannya bila ada masalah. Kalau berlaku semena-mena dan sok jagoan juga mau menangnya sendiri maka teman yang lain akan enggan membantu apabila kita mendapat masalah dan perlu bantuan.
       "Enak saja kamu suruh aku mengambil minuman !" bentak semut hitam "Kamu yang makan dan kekenyangan sendiri seharusnya kamu juga yang mengambil mimimanmu sendiri...jangan perintah kami!"
       "Hei...kamu berani melawan aku ya...awas kamu akan aku pukul lho....'" kata semut merah sambil berusaha berdiri dan akan memukul semut hitam. Namun berkali-kali ia mencoba berdiri tapi badannya selalu roboh. "Hausss....haussss....haussss teman-teman.....ambillkan minuman.."
        Namun semut-semut hitam sama sekali tidak ada yang membantunya. Bahkan satu persatu mereka membubarkan diri sambil meninggalkan si semut merah yang terus meronta-ronta memanggil semut hitam untuk membantu mengambilkan minuman karena kehausan setelah melahap sepotong roti hasil rampasannya.
       Semut merah akhirnya menyesali diri karena akibat perbuatannya banyak temannya yang tidak peduli dengan penderitaannya. "Mengapa aku harus merebut hak orang lain ? Mengapa aku harus bersikap sok kuasa terhadap teman-teman? Mengapa aku harus berbuat jahat terhadap teman-teman? Mengapa aku harus bertindak tidak adil kepada mereka?" guman semut merah sambil merangkak dengan susah payah mencari seteguk minuman untuk menghilangkan kehausannya. Akhirnya karena lama tidak mendapatkan setetes airpun maka tubuh semut merah lemas dan mati dengan perut yang membuncit dipenuhi roti hasil rampasan dari semut hitam.



selesai

sumenep, 16 oktober 2012

moral cerita : Sikap sok jagoan, sok kuasa, mau menangnya sendiri, suka merampas hak teman pada akhir
                     nya kita akan dijauhi teman kita. Teman-teman akan muak dengan keberadaan kita. Dan
                     mereka akan enggan menolong kita apabila kita tertimpa masalah.