SI MEONG YANG PEMALAS
foto : wikipedia |
Menjelang sore hari, ketiganya telah mengumpulkan potongan daging cukup banyak. Dan mereka berniat pulang untuk memasak dagingnya.
"Wah, daging ini akan aku buat sate," kata si bebek.
"Aku akan bikin gule," sahut si angsa.
"Woi...enak dibuat sayur sop saja," seru si ayam.
"Hahahaha....ternyata selera kita berbeda, ya," lanjut si bebek. "Apapun masakannya, yang penting kita makan enak, choy."
Sesampai di rumah masing-masing, mereka mulai memasak daging mereka. Aroma masakannya membuat perut yang menciumnya tentu penasaran ingin mencicipinya. Apalagi aroma sate si bebek mulai menyebar kemana-mana. Sehingga aroma itu menarik perhatian si Meong, seekor kucing berwarna belang, yang sampai sore hari masih tidur pulas. Si Meong memang terkenal pemalas dan suka mencuri makanan milik teman-temannya..
"Hai...hai..hai...rupanya mereka mengerti kalau aku saat ini sudah lapar," kata Si meong dalam hati "Tentu mereka memasak untuk aku. Biar saja makanan itu matang dulu, nanti aku diam-diam akan menyantapnya." Kemudian si meong mulai mengintip ke rumah tiga temannya. Dia tersenyum ketika melihat bahwa satenya di bebek telah matang. Ketika ia mengintip rumah si angsa, ternyata gulenya juga sudah siap disantap. Lalu, ketika dia mengintip ke rumah si ayam nampaknya sayur sopnya juga siap di santap. "Chihuiiii.....siap santap!!!" kata si meong dalam hati sambil berjalan mengendap-ngendap menuju keiga rumah temannya.
foto : whiskas |
Si Angsa dan si ayam tidak menyadari bahwa masakan mereka telah dicuri si meong. Keduanya kini telah berada di rumah si bebek yang masih sibuk menyelesaikan pekerjaannya.
"Jadi masakan kalian sudah matang, ya?" tanya si bebek kepada si ayam dan si angsa.
"iya, bahkan makanan itu sudah tertata rapi di meja," jawab si ayam dan si angsa.
"Tapi, pekerjaanku juga akan selesai. Aku tinggal membuat bumbu satenya saja."
"O iya, bagaimana kalau kita makan bersama-sama di bawah pohon dekat sungai itu," kata si angsa.
"Wah ide bagus itu....ayo kita ambil masakan kita," seru si ayam.
Kemudian si ayam dan si angsa pergi pulang mengambil masakan mereka. Tapi tidak lama kemudian terdengar teriakan dari rumah si angsa dan si ayam.
"Astaghfirullahal adziem....mana masakanku?" teriak si ayam
"Subhanallah...siapa yang telah mencuri masakankuuuuuuuu....!" teriak si angsa kemudian.
Si bebek terkejut mendengar jeritan dan teriakan kedua temannya. Pekerjaan membuat bumbu sate ia tinggalkan. Kemudian ia berlari menuju rumah teman-temannya. Ia ingin mengetahui apa penyebabnya sampai kedua temannya berteriak seperti itu. "Wuah, kesempatan bagus nih," pikir si meong yang sejak tadi mengintip rumah si bebek dari balik jendela. "Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan bagus ini." Kemudian, secepatnya ia melompat lewat jendela si bebek. Dan dengan sekali lompatan ia telah berada didepan puluhan tusuk sate milik si bebek. "Ufht ... makanan lezat begini kok ditinggalkan begitu saja, siiihhh," kata si meong seraya menyantap sate-sate milik si bebek. Ia berusaha secepatnya menyantap sate di hadapannya agar tidak diketahui oleh si bebek. Namun, si meong agak kesulitan setiap kali melepas daging sate dari tusukannya, sehingga pekerjaannya agak sedikit lama untuk bisa menghabiskan sate-sate di hadapannya.Akhirnya, tanpa disadarinya ternyata si angsa, si bebek dan si ayam telah berada di hadapannya.
"Heiiii....ternyata si meong yang menjadi biang keladinya!!!" teriak si angsa, si bebek dan si ayam bersamaan.
Si Pus Meong terkejut. Ia mau berlari tetapi terlambat. Ketiga temannya telah mengepungnya. Ternyata perbuatannya telah diketahui teman-temannya. Maka untuk menghilangkan jejak, ia berusaha menelan semua sate yang ada di genggamannya. Ia lupa bahwa ada beberapa sate yang masih belum dilepas dari tusuknya. Tetapi karena tergesa-gesa ia masukkan semua sate ke dalam mulutnya.
"Aduuuhhhhh....aduuuuhhhh.....aduuuhhhh....aammmpuuuunnnn...sakitttttt....sakiiiiiittttt," teriak si Meong. Ia menjerit dan merintih kesakitan. Ia berlari sambil melompat-lompat ke sana kemari. Ia berusaha melarikan diri sambil memegangi mulutnya yang berdarah terkena tusuk sate. Ia berlari sekencang-kencangnya. Ia tidak perduli dengan barang-barang di hadapannya. Ia tabrak semua barang di hadapannya. Rasa sakit di tubuhnya tidak seberapa dibandingkan dengan rasa sakit di mulutnya yang tertusuk tusuk sate miik si bebek.
Si angsa, si bebek dan si ayam sebenarnya sangat kecewa karena masakannya dicuri si Meong. Namun ditengah kekecewaan itu, mereka tetap bersyukur karena masih bisa menikmati beberapa tusuk sate yang masih belum dimakan si Meong.
"Kasihan si Meong. Akibat kemalasan dan sikap kurang baiknya maka dia merasakan akibatnya," kata si angsa, si bebek dan si ayam sambil menikmati sisa sate yang ada di hadapannya..
selesai,-
sumenep, 29 Oktober 2012
moral cerita : Sifat malas dan tindakan tidak terpuji selamanya tidak ada manfaatnya.
Akibat sifat malas akan berdampak terhadap kehidupannya sendiri.