Kebiasaan Mendongeng Untuk Anak


          Judul di atas cukup menggelitik. Penulis mencoba untuk berbagi pengalaman tentang kebiasaan mendongeng yang pernah penulis alami.
         Ada suatu pengalaman yang menggelikan. Terkadang, membuat penulis heran dengan dampaknya setelah mendongengkan cerita buat si kecil. Tentu saja, si kecil  yang penulis maksudkan adalah keponakan-keponakan.


          Suatu hari, orang tua keponakan penulis merasa prihatin dengan tingkah laku anaknya. Anaknya tanda petik "mulai Nakal" menurut versi mereka. Anaknya cerdas namun  pendiam. Bila diajak bermain teman-teman sebayanya dia selalu menolak. Kalau dipaksa dia meronta.Akhirnya ngambek dan sulit makan.  Selain itu, ada kebiasaan yang membuat orang tuanya prihatin. Bila sudah berada di gendongan siapapun, dia enggan untuk turun. Bila mencoba menurunkannya maka dia meronta-ronta, menjerit dan menangis sejadi-jadinya. Pernah juga sampai hilang suaranya gara-gara terus menerus menangis,
         "Kesempatan bagus nih, mau praktekin ilmu mendongeng" pikir penulis.
          Siang itu, penulis berusaha membangun alur cerita. Tentu saja, yang sesuai dengan kebiasaan  keponakan yang "tidak bagus" tersebut. Judul ceritanya :  Pak Tani, Sang Kelinci dan Si Kancil.
          Inti ceritanya, tentang anak Pak Tani yang walaupun memiliki kepandaian namun dia suka gendong orang tuanya. Dia enggan turun dari gendongan ayah ibunya. Akibat kebiasaan "tidak baik" tersebut, maka anak Pak Tani kalah dengan Sang kelinci dan Si Kancil yang senang bermain-main dengan teman-temannya. Tubuh mereka jadi sehat karena selalu mendapat vitamin D saat matahari pagi bersinar. Selain itu mereka banyak teman saat mulai masuk sekolah. Sedangkan anak pak tani yang tidak mau bergaul dan senang bermain di gendongan ibunya, akhirnya tidak punya teman. Selain itu tubuhnya sering sakit-sakitan karena kurang gerak dan tidak suka bermain dengan teman-temannya.
          Singkat cerita, sungguh luar biasa dampak cerita tersebut. Keesokan harinya, keponakan penulis mulai enggan digendong orang tuanya. Bahkan sejak saat itu, dia mulai mencoba berbaur dengan teman-temannya untuk melewatkan waktu bermain-main.Entah itu keberhasilan mendongeng atau sebab lain? Wallahu'alam. Semua itu tidak terlepas dari hidayah Allah SWT semata. Manusia hanya sekedar perantara.
          Adakah pengalaman anda mendongeng kepada anak memiliki dampak seperti yang penulis alami ? Semoga.....